Sabtu, 27 April 24

Ahok-Djarot Tumbang Karena Kasus Penodaan Agama

Ahok-Djarot Tumbang Karena Kasus Penodaan Agama
* Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Djarot Saiful Hidayat, Sandiaga Uno, Anies Baswedan, dan ,moderator debat cagub-cawagub DKI 2017 putaran kedua, Ira Koesno. (Foto: Twitrter @sandiuno)

Jakarta, Obsessionnews.com – Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat mendapat tambahan energi pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua pada Rabu (19/4). Gubernur dan Wakil Gubernur petahana DKI yang diusung PDI-P, Golkar, Nasdem, dan Hanura tersebut mendapat dukungan dari PPP kubu pimpinan Romahurmuziy atau Romi. Sebelumnya PPP Romi mengusung pasangan calon (paslon) Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni di Pikada putaran pertama pada Rabu (15/2).

Langkah PPP Romi itu mengikuti jejak PPP Djan Faridz yang sejak awal mendukung Ahok-Djarot.

Di putaran kedua Ahok-Djarot juga mendapat dukungan dari PKB. Sama seperti PPP, PKB juga mengusung Agus-Sylvi di putaran pertama.

Tambahan dukungan dari PPP Romi dan PKB itu membuat kubu Ahok-Djarot optimis bakal menaklukkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di putaran kedua.

Sementara itu Anies-Sandi yang diusung Partai Gerinda dan PKS mendapat tambahan energi dari PAN yang sebelumnya mengusung Agus-Sylvi di putaran pertama. Sedangkan Partai Demokrat yang mengusung Agus-Sylvi di putaran pertama menyatakan netral di putaran kedua.

Kubu Ahok-Djarot boleh saja optimis bakal memenangkan pemilihan putaran kedua. Namun, kenyataan tak seindah harapan. Tambahan dukungan dari PPP Romi dan PKB yang berbasis massa Islam tak mampu menghindarkan Ahok-Djarot dari kekalahan. Quick count yang dilakukan hampir semua lembaga survei menunjukkan Anies-Sandi unggul.

Ahok-Djarot secara ksatria mengakui keunggulan Anies-Sandi. Ahok-Djarot memberi ucapan selamat kepada Anies-Sandi.

Apa yang menyebabkan Ahok-Djarot tumbang? Sekretaris Jenderal PPP kubu Romi, Arsul Sani, mengakui banyak konstituennya yang lebih memilih pasangan Anies-Sandi. Arsul membelotnya para konstituen PPP tidak lain disebabkan karena kasus penodaan agama yang kini membuat Ahok menjadi terdakwa.

Hal yang sama, lanjut Arsul, terjadi pada basis pendukung PKB.

“Ketidakmampuan PPP maupun PKB menarik bagian dari pemilihnya harus diakui karena kasus dugaan penistaan agama,” kata Arsul saat dihubungi Minggu (23/4/2017). (Sumber)

Menjelang pemungutan suara, kata anggota Komisi III DPR ini, kondisi semakin diperparah dengan munculnya iklan video Ahok– Djarot yang dianggap menyudutkan umat muslim.

Dalam video itu digambarkan massa yang berpakaian muslim tengah berdemonstrasi dan membawa tulisan “ganyang china”.

Seperti diketahui pasca Pilpres 2014 PPP terbelah menjadi dua kubu, yakni kubu pimpinan Romi dan kubu Djan Faridz.

Ahok Hina Al Quran dan Ulama

Ahok pemeluk  agama Kristen Protestan.  Warga keturunan Cina ini  dengan lancang mencampuri urusan agama lain, yakni Islam. Ia menyinggung soal Al Quran surat Al Maidah ayat 51 di sebuah acara di Kepulauan Seribu, Selasa (27/9/2016). Ketika itu Ahok antara lain menyatakan, “… Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya kan. Dibohongin pakai surat al Maidah 51, macem-macem itu. Itu hak bapak ibu, jadi bapak ibu perasaan nggak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya..”

Ucapan mantan Bupati Belitung Timur tersebut membuat umat Islam tersinggung dan melaporkannya ke polisi. Sementara itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat dalam pernyataan sikap keagamaannya, Selasa (11/10/2016), menyebut perkataan Ahok dikategorikan menghina Al-Quran dan menghina ulama yang berkonsekuensi hukum.

Pernyataan Ahok tersebut menimbulkan gelombang demonstrasi di berbagai daerah di tanah air. Di Jakarta pada Jumat (14/10/2016) massa yang dikoordinir Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar unjuk rasa menuntut Ahok ditangkap dan dipenjara. Aksi bela Islam ini dikenal dengan Aksi 410. GNPF MUI kembali menggelar aksi bela Islam jilid 2 pada Jumat (4/11/2016) atau Aksi 411 dan aksi bela Islam jilid 3 pada Jumat (2/12/2016).

Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri menetapkan Ahok sebagai tersangka dugaan penistaan agama pada Rabu (16/11/2016). Statusnya berubah menjadi terdakwa saat menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada Selasa (13/12/2016).

Setelah Ahok menjadi terdakwa gelombang unjuk rasa anti Ahok terus bergulir. Massa dari berbagai ormas yang dikoordinir Forum Umat Islam (FUI) menggelar Tausiyah Nasional di Masjid Istiqlal, JakartaSabtu (11/2/2017). Massa menuntut Ahok dipenjarakan. Aksi ini populer dengan sebutan Aksi 112.

FUI kembali menggerakkan massa dalam unjuk rasa di Gedung DPR/MPR pada Selasa (21/2/2017). Selain menuntut Ahok dipenjara, Aksi 212 ini juga menuntut Ahok dipecat dari jabatannya.

Karena tuntutannya tak dipenuhi, massa yang dikoordinir FUI kembali menggelar demonstrasi besar-besaran di sekitar Istana Presiden pada Jumat (31/3/2017).

Dipandang Sebelah Mata

Seperti diketahui kolaborasi Partai Gerindra dan PKS paling akhir mengumumkan pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur (wagub) DKI Jakarta 2017. Secara mengejutkan Gerinda dan PKS mendeklaraskan duet Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Jumat (23/9/2016) sekitar pukul 13.30 WIB.

Disebut kejutan, karena sebelumnya nama Anies tak pernah disebut-sebut. Sebelumnya yang santer beredar adalah kader Gerindra, Sandiaga, sebagai cagub, sedangkan cawagubnya adalah  kader PKS, Mardani Ali Sera.

Namun, di detik-detik terakhir menjelang penutupan pendaftaran  di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi DKI, terjadi perubahan peta politik.  Nama Anies dipasang sebagai cagub, sedangkan Sandi sebagai wakilnya. Dengan demikian Mardani tersingkir.

Anies mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Presiden Jokowi. Mantan Rektor Universitas Paramidana ini tak berlatar belakang politik. Ia tak menjadi kader parpol apapun.

Sebelumnya yang terlebih dahulu mendeklarasikan paslon adalah PDI-P, Golkar, Nasdem, dan Hanura pada Selasa  (20/9/2016). Keempat parpol tersebut mengusung gubernur dan wagub petahana DKI, yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.

Ahok tidak menjadi kader parpol apapun setelah angkat kaki dari Gerindra pada 2014. Sementara Djarot merupakan kader  PDI-P yang pernah menjadi Wali Kota Blitar, Jawa Timur.

Selanjutnya koalisi Partai Demokrat, PPP, PAN dan  PKB mendeklaraskan paslon Agus Yudhoyono Harimurti-Sylviana Murni pada  Jumat (23/9/2016) dini hari. Agus putra sulung Presiden keenam RI yang juga Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Karena resmi menjadi cagub, Agus mengundurkan diri dari TNI AD dengan pangkat mayor. Sementara itu Sylvi adalah mantan Deputi Gubernur DKI bidang Pariwisata dan Kebudayaan.

Menjelang Pilkada 15 Februari 2017 sejumlah pihak memandang sebelah mata pada Anies-Sandi. Hal ini tercermin dari hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei  yang menempatkan elektabilitas mereka di tempat buncit. Sedangkan Agus-Sylvi berada di peringkat pertama, dan Ahok-Djarot di posisi kedua. Ketika itu diprediksi Anies-Sandi tak bakalan mengikuti pilkada putaran kedua.

Namun, hasil survei tersebut berbeda dengan kenyataan di lapangan.

KPU DKI  Senin (27/2/2017) mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara, yakni Agus-Sylvi yang bernomor urut 1 memperoleh  937.955 suara atau 17,05%, Ahok-Djarot (nomor urut 2) mendapat 2.364.577 (42,99%} dan Anies-Sandi (nomor urut 3) memperoleh  2.197.333 ( 39,95%).

Ketiga paslon tidak ada yang memperoleh suara lebih dari 50 persen sebagai persyaratan untuk ditetapkan sebagai gubernur dan wagub sebagaimana ditetapkan dalam UU 29/2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Untuk itu pada rapat pleno Sabtu (4/3) KPU DKI memutuskan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi maju di putaran kedua pada Rabu (19/4).

Video Kampanye Ahok-Djarot Banjir Kecaman

Maksud hati merebut simpati masyarakat melalui video iklan kampanye bertema bhineka tunggal ika untuk Pilkada DKI 2017 putaran kedua. Namun, fakta tak seindah harapan. Video kampanye Ahok-Djarot itu banjir kecaman dari para netizen.

Ahok memposting video kampanye yang diberi hastag #BeragamItuBasukiDjarot di akun Twitternya, @basuki_btp, Sabtu (8/4). (Baca: Hastag #IklanAhokJahat Jadi ‘Trending Topic’ di Twitter)

Di dalam video yang viral tersebut tampak sekumpulan warga yang berpeci dan berbaju muslim. Di bagian belakangnya tampak pula spandung bertuliskan ‘Ganyang Cina’. Sehingga video tersebut dianggap sebagai sebuah upaya menyudutkan umat Islam.

Di luar perhitungan Ahok, video tersebut menuai protes dari para netizen. Pada Sabtu (8/4) hingga Minggu (9/4) muncul hastag #KampanyeAhokJahat di Twitter yang berisikan kecaman terhadap video itu. Tak berhenti sampai di situ. Para netizen kembali ‘menghajar’ Ahok dengan hastag #IklanAhokJahat yang menjadi trending topic di Twitter, Senin (10/4). Pantauan Obsessionnews.com, hastag #IklanAhokJahat masih bertengger di trending topic pada Selasa (11/4) hingga pukul 7.42 WIB.

Melihat reaksi keras dari para netizen, Ahok kemudian menghapus video kampanye yang rasis itu di akun Twitternya, Selasa (11/4). Namun, video tersebut masih dapat dijumpai di YouTube. (arh)

Baca Juga:

TEMPO Ungkap Ahok Terima Uang e-KTP

Kasus e-KTP , Nama Ahok Ada di Nomor 30

Gubernur Baru DKI Jangan Tiru Ahok yang Kering Inovasi

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.