Sabtu, 20 April 24

Afi Penebar Pesan Perdamaian Lewat Tulisan

Yogyakarta, Obsessionnews.com – Kegemarannya membaca buku, berselancar di internet dan mengamati kondisi lingkungan, menjadi bahan inspirasi bagi Asa Firda Inayah, 18 tahun, menuangkan pemikirannnya lewat tulisan yang diunggah di akun facebook pribadi. Tulisan siswi SMA Negeri 1 Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, ini ternyata banyak disukai oleh teman-temannya. Bahkan menjadi viral di media sosial (medsos) ketika dibagikan oleh puluhan ribu orang. Meski tulisannya tidak jarang menimbulkan beragam pro dan kontra, dan selalu di-bully, Afi, demikian ia akrab disapa, tidak menjadi masalah bagi dirinya, asalkan misinya menebarkan pesan perdamaian lewat tulisan tercapai.

“Saya senang ada tanggapan, baik yang pro dan kontra. Berarti tujuan tulisan saya  tercapai. Kita tidak harus berpikiran sama, tapi marilah kita sama-sama untuk berpikir,” kata Afi  saat menjadi pembicara dalam Talkshow Kebangsaan yang bertajuk ‘Saya Indonesia, Saya Pancasila’ yang digelar oleh Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, di ruang perpustakaan gedung Fisipol UGM, Senin (29/5/2017).

Beragam tema tulisan yang ditulis oleh Afi lebih banyak menyampaikan ide tentang isu keragaman dan kemajemukan. Ia mengajak semua orang untuk mempertahankan keragaman dan kemajemukan meski suku, agama dan warna kulit masing-masing orang berbeda. Berkat tulisannya renyah dan mudah dipahami, tulisannya akhirnya banyak disukai. Ia kini memiliki pengikut lebih dari setengah juta orang. Afi sendiri tidak menyangka jika tulisannya banyak mendapat pujian dari para netizen.

Kendati begitu, Afi tidak merasa ia paling benar atau paling pintar dari semua setiap ide dan gagasan dari tulisan yang dituangkannya di akun media sosial. Menurutnya, apa yang disampaikannya sebagai bentuk keprihatinnnya dalam menanggapi isu keragaman yang begitu hangat terjadi saat ini. “Poinnya tetap sama, kita harus hidup rukun sebagai sebuah bangsa,” katanya.

Dalam talkshow yang dipandu oleh Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Dr. Abdul Gaffar Karim, Afi menceritakan dirinya terlahir dari keluarga sederhana. Ia tinggal di pelosok bagian selatan Banyuwangi. Seperti remaja lainnya ia mengaku menikmati kehidupannya saat ini. Beruntung orang tuanya tidak pernah mengekang dari aktivitasnya menulis di media sosial.

Afi mengaku ia mulai menulis sejak tahun lalu, meski sudah membuat akun facebook sejak 2012. Awalnya, ia mengaku sering menulis di sebuah handphone kecil, hingga akhirnya berkat tulisannya menjadi viral, seorang dosen di sebuah perguruan tinggi di Jakarta menghadiahkannya sebuah smartphone seharga Rp600 ribu. “Handphone saya ini pemberian salah seorang dosen,” katanya tersenyum.

Berbicara tentang soal isu kebangsaan, Afi berpendapat keragaman itu adalah sebuah rahmat dan berkat jika kita dewasa dan bijak dalam menyikapinya.

“Keragaman akan sangat  mengancam diri kita jika kita tidak bisa menyikapi secara benar. Sikap yang benar adalah kita tidak boleh menunjukkan bahwa kita merasa paling benar atau paling pantas di hadapan orang lain,” paparnya.

Dekan Fisipol UGM, Dr. Erwan Agus Purwanto, mengapresiasi terhadap apa yang dilakukan oleh Afi lewat tulisannya di media sosial yang mengangkat isu kebinekaan dan Pancasila. Menurutnya, mengelola kebinekaan merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai sebuah bangsa. (UGM/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.